[Kembaliannya Mana?] — Putri Tidur

soljaecruise
2 min readAug 17, 2024

--

Pukul 11.30 malam, Kimi sudah memasang masker wajah dan siap tertidur ketika pintu kamarnya diketuk pelan beberapa kali. Ia mendesah kesal, mengurungkan niatnya menarik selimut dan bangkit dari kasur. Kimi tahu itu pasti Sadam — kalau lagi ada maunya. Kalau nggak, abangnya itu mana mau menunggu lama, pintu kamar Kimi pasti sudah digedor-gedor.

Kimi melipat tangan di depan dada begitu melihat Sadam berdiri menjulang di depan pintu. Satu alisnya terangkat waktu melihat satu-satunya saudara kandung yang ia miliki tersebut tidak datang sendiri, melainkan bersama Soraya yang tampak tidak sadarkan diri di gendongan Sadam.

“Pingsan?” tanya Kimi panik. “Lo apain, Bang???”

“Sembarangan aja mulut lu ya,” omel Sadam sambil berbisik. “Ketiduran dia.”

“Oh…,” Kimi menarik napas lega. “Kenapa nggak di kamar tamu di bawah aja?”

“Belom dirapihin. Mpok Oneng udah tidur. Nggak enak bangunin. Numpang sih… kasian ini anak orang….”

Kimi memutar bola matanya lalu membuka pintu kamarnya lebih lebar agar Sadam bisa masuk. Perlahan, Sadam membaringkan tubuh Raya di atas kasur seakan meletakkan benda paling ringkih di dunia. Kimi yang sedari tadi menyaksikan gerak-gerik Sadam hanya bisa geleng-geleng kepala. Baru kali ini ia melihat sikap kakaknya aneh begini. Tak perlu ditanya pun Kimi yakin, Sadam naksir berat kepada teman kampusnya tersebut. Tapi tetap saja, Kimi ingin mendengarnya sendiri dari mulut Sadam.

“Lo beneran suka sama dia?” tanya Kimi sambil mendekat ke kasur. Sadam buru-buru berbalik dengan wajah panik dan memberikan isyarat dengan jari telunjuknya agar Kimi mengecilkan volume suara.

Sadam menarik Kimi keluar kamar dan menutup pintu kamar adiknya agar suara mereka tidak terdengar oleh Raya yang sudah pulas.

“Jawab, Bang,” sergah Kimi.

“Iyaaa,” jawab Sadam sambil menempelkan telinga ke pintu, memastikan bahwa Raya tidak bangun.

“Iya apa??”

“Iya naksir. Nanya mulu lo krucil!” Sadam berkacak pinggang menatap Kimi. “Kenapa?”

Kimi hanya menatap Sadam dengan pandangan memicing. “Saran gue lo permak penampilan deh.” Kimi menarik kucir rambut di kepala Sadam yang membuat rambut lelaki itu tampak seperti pohon kelapa. “Minimal kalo mau naksir Raya, jangan bikin malu gue. Lo tau gak saingan lo kayak apa?”

“Si cowok yang suka pake motor gede dan rambutnya gondrong itu?” ucap Sadam nyinyir. “Gak takut.”

Kimi menarik napas lelah, lalu membuang muka. “SUSAH ngomong sama bucin alay.”

Kimi meninggalkan Sadam masuk kembali ke kamar. Sebelum sempat menutup pintu di depan Sadam, ia sempat mendengar kakaknya itu berbicara,

“KIMI BENER-BENER GAK ADA SOPANNYA YA MULUT LUU!”

— tbc.

--

--

No responses yet