[Kembaliannya Mana] — Sadam Murung

soljaecruise
1 min readAug 25, 2024

--

Kedua alis Raya terangkat saat melihat Sadam duduk di sebelahnya sambil mengaduk-aduk kuah soto yang isinya sudah habis. Wajahnya tampak sedikit murung.

“Masih laper?” tanya Raya. “Nambah aja kalau masih laper. Aku tungguin.”

Sadam mendongak, seakan tersadar dari lamunannya. “Eh? Enggak. Udah kenyang. Kamu mau nambah?”

Raya menggeleng. “Habis diem aja dari tadi. Lagi sariawan?”

Sadam menggeleng lagi lalu tersenyum lesu. “Enggak. Belum di-sun ajah?” jawab Sadam seraya memanyunkan bibirnya. Otomatis tangan Raya bergerak mengusap — mencaplok lebih tepatnya — seluruh wajah Sadam dengan cepat. Setelah itu, tangannya beralih mencubit pinggang Sadam. Yang dianiaya pun bukannya kesakitan, malah berusaha menahan geli.

“Ampun, neng!” Sadam mencengkram kedua lengan Raya untuk menghentikan hukuman yang diterimanya.

“Beneran nggak ada yang mau diceritain?”

“Kan katanya kamu yang mau cerita?”

“Kan udah semalam pas makan nasgor?” balas Raya. “Kamu lupa, ya?” Mata Raya menyipit curiga menatap Sadam.

“Enggak. Soal dosen kamu tiba-tiba batalin bimbingan karena dipanggil Rektor, kan?”

Raya mengangguk. “Emang aku bilang mau cerita apa lagi?”

Sadam tampak sedikit kelimpungan. “Emang nggak, ya?”

“Bukan aku kali. Temen kamu yang mau cerita,” jawab Raya yang membuat Sadam kembali berpikir ulang.

Shit. Memang bukan Raya yang berjanji ingin menceritakan sesuatu kepadanya.

— tbc.

--

--

Responses (2)