[Kembaliannya Mana?]- Tipu Muslihat Sadam
Sadam sudah duduk lebih dari sepuluh menit di sebelah Raya, tetapi perempuan itu malah sibuk membalas pesan di ponselnya. Padahal, Sadam sudah susah payah berdandan layaknya mahasiswa. Ia bahkan mengikuti saran Pepet dan Tama untuk membawa laptop, “Biar keren,” kata Pepet tadi sebelum Sadam pulang ke rumah. Meski, laptop itu sekarang hanya teronggok di depan Sadam dengan layar mati.
Sadam mengetuk-ngetuk meja di depan Raya pelan.
“Sibuk bales pesan siapa sih? Abangnya di sini.”
Raya melirik Sadam malas. “Kepo.” Raya menyimpan ponselnya dan balas menatap Sadam. “Lo mau ngapain di sini? Segala bawa laptop.”
“Bikin laporan keuangan?” Jawab Sadam santai. Raya terdiam. Seketika ingat kalau lelaki di depannya ini mungkin bahkan lebih pintar dari Raya, jadi perkara bikin laporan keuangan saja seharusnya tidak membuat Raya terkejut apalagi kagum.
“Yaudah kerjain aja, gak usah ribut. Gue mau fokus skripsian.”
“Sampe jam lima aja tapi, ya? Abis itu kita makan dulu, baru nonton konser.”
Raya hanya mengangguk sekilas, tak sadar kalau Sadam tersenyum mesem-mesem karena akhirnya Raya menerima tawarannya.
“Sama Kimi, kan?” tambah Raya.
“Ho oh,” balas Sadam, mulai sibuk menyalakan laptopnya. Otaknya sibuk membuat skenario bagaimana cara agar akhirnya ia bisa pergi berdua saja dengan Raya, tanpa Kimi yang memang jelas tidak akan mau diajak bergabung karena sudah punya teman nonton sendiri.
Satu jam berlalu sejak Sadam dan Raya saling berbicara. Raya melihat Sadam tampak serius menatap layar komputernya . Dikirinya Sadam sedang fokus dan pusing melihat catatan keuangan, nyatanya pria itu malah sedang bermain tembak-tembakan daring bersama teman-temannya.
Raya berdecak melihat Sadam. Dilihat dari sisi manapun, selain badannya yang bongsor, Sadam tampak seperti pria seumuran dengannya. Apalagi dengan dandanan seperti ini, nggak akan ada yang mengira kalau Sadam sudah melewati usia seperempat abad. Raya berdecak dan menggeleng-geleng melihat tingkah Sadam.
Merasa diperhatikan, Sadam pun menoleh. “Udah selesai?”
“Katanya mau ngerjain laporan keuangan?”
“Udah selesai,” jawab Sadam enteng. “Laper gak? Makan yuk.”
Raya bisa melihat permainan di layar Sadam masih berlangsung, tetapi lelaki itu langsung menutup laptopnya begitu Raya menyetujui ajakan makannya.
— tbc