[Ready, Set, Love!] — Hari Sial Tidak Ada di Kalender

soljaecruise
2 min readOct 1, 2024

--

Karel memang kabur, meski anak itu akan lebih memilih menggunakan kata-kata “Izin pulang lebih cepat karena mau syuting” sebagai alasan. Tetap saja, menghilang dari sekolah dua jam sebelum jam pulang tiba adalah pelanggaran. Karel mendapatkan poin lagi hari ini, menambah daftar panjang kasus pelanggaran yang sudah ia lakukan dalam semester akhir masa SMA-nya. Santo, sang guru bimbingan dan penyuluhan sampai bosan. Ia justru heran kalau ada hari di mana ia tidak menuliskan nama Karelia Agni dalam buku catatan untuk para siswa nakal. Bukan sekali-dua kali juga ia berbicara dengan manajer Karel. Namun pada akhirnya, Santo pun tak dapat berbuat banyak.

Meski lolos dari kejaran Santo, Karel tidak lolos dari omelan Inara. Di lokasi syuting, sambil menunggu rambutnya selesai ditata, Karel mendengarkan nasihat panjang-lebar Ina mengenai pentingnya tetap menyelesaikan pendidikan meski di tengah usaha mengejar karir yang gemilang. Karel menguap berkali-kali. Matanya sibuk membaca naskah dialog, mencoba menghafalnya. Paham kalau nasihatnya tidak didengarkan Karel, Inara akhirnya menyerah dan memberi Karel kedamaian untuk berkonsentrasi pada pekerjaannya.

Hari ini ada adegan di mana Karel harus pura-pura pingsan dan jatuh ke pelukan Bara. Sebelum pengambilan gambar, Karel berdiskusi dengan lawan mainnya, menentukan gerakan yang natural dan ekspresi yang pas. Keduanya mengeluarkan ide masing-masing. Dari yang romantis, hingga yang konyol. Membuat suasana lokasi syuting hari itu meriah dan penuh tawa. Bara dan Karel mencoba mempraktikan adegan mereka berkali-kali.

“Kak Bara lo jangan kecepetan nangkepnya, gue belom sempet jatoh!” omel Karel sambil cengengesan.

“Ya lo lambat banget jatohnya. Adegan slow motion-nya cukup diedit aja nanti, kan?” Bara memastikan kepada sang sutradara yang dijawab dengan anggukan.

“Oh… oke-oke.” Karel mengangguk paham. Keduanya kembali mengambil posisi untuk mengulang adegan jatuh pingsan yang sudah diulang sebanyak lima kali.

Ready… action!

Bara menangkap tubuh Karel tepat waktu. Sayangnya, kali ini kaki Karel terpeleset sehingga tubuhnya merosot. Keduanya terbahak seketika karena adegan konyol tersebut.

CUT!” Tawa para kru film menyusul tepat setelah sang sutradara menghentikan pengambilan gambar.

Bara membantu Karel menegakkan tubuh. Kaki Karel terasa melayang ketika pria itu sedikit menyeretnya untuk menapak di atas tanah. Tangan kiri Bara masih berada di belakang tengkuk Karel, sementara tangan satu lagi melingkar, memeluk tubuh Karel mencoba membantunya berdiri.

Ketika Karel hendak menjauhkan tubuhnya dari Bara, sebuah tali seakan mencekik lehernya sendiri. Ternyata kalungnya tersangkut pada salah satu kancing seragam Bara. Benda emas itu terlilit kusut bersama dengan beberapa helai rambut Karel.

Karel berusaha melepas kaitan kalungnya pada kancing tersebut perlahan. Namun karena sutradara sudah memburu-buru agar para pemain bersiap kembali ke posisi semula, Karel berusaha akhirnya melepas paksa kalung tersebut sehingga rantainya terputus. Ia mendengar bunyi “klunting” seperti sebuah benda terjatuh benda menggelinding di lantai.

Karel menunduk, menatap rantai kalungnya yang putus.

Gawat. Cincinnya tak ada di sana. Cincin tunangannya.

— tbc.

--

--

No responses yet