[Ready, Set, Love!] — Kutukan

soljaecruise
2 min readSep 27, 2024

--

A minor ke D, ke G, ke E minor.

Teza hafal urutan akornya. Padahal kurang dari dua bulan lalu, Teza bahkan tidak tahu ada penyanyi bernama Karelia Agni. Dia jelas bukan penikmat lagu-lagu akustik. Tapi entah sejak kapan playlist Teza berubah drastis, Teza tak ingat. Meski tak hafal lirik lagunya, Teza tahu lagu yang dibawakan Karel saat ini berjudul Sang Pemuja, lagu yang sering menjadi bahan isu kontroversi bagi Karel karena nadanya yang cukup tinggi dan menantang.

Teza melipat tangan di depan dada. Ia berdiri tepat di pintu masuk menuju panggung, memperhatikan Karel dengan saksama. Tanpa sadar, Teza bersenandung pelan, sampai-sampai Dodo di sebelahnya pun heran dan cemas. Dodo memandangi para penyanyi dan kru di sekitar mereka, memastikan tidak ada yang menyadari kalau seorang Teza Arkana bisa menyanyikan lagu Karel dengan fasih! Jari-jari Teza bahkan ikut bergerak sesuai irama ketukan yang semakin lama semakin melambat menuju puncak lagu.

Teza harap-harap cemas, menanti apakah Karel akan berhasil menyentuh nada tertinggi kali ini.

Oh… mungkinkah… mimpi ini jadi nyata…

Mungkinkah mimpi ini nyata?

Bersanding dengannya walau hanya sebagai pemuja.

Hanya sebagai… pe… mu… jaaa…

She did it, batin Teza kagum. Ia melihat Karel memejamkan mata. Satu tanganya terangkat ke atas, seakan merayakan selebrasi keberhasilannya menyentuh nada tinggi yang tak banyak bisa dilakukan oleh penyanyi pada umumnya. Harus Teza akui, Karel memiliki bakat luar biasa, kalau sering dilatih.

Tak sadar, Teza ikut bertepuk tangan bersama para penonton, kru konser, dan juga Inara yang berdiri tepat di sebelah Teza. Teza bisa mendengar Bunda Ina berkata dengan bangga, “Nggak sia-sia dia latihan tiap malam di rumah sebelum tidur. Tadi juga sebelum naik panggung katanya nervous banget. Makanya disuruh latihan rileksasi pernapasan sebentar.”

Inara menoleh, menatap Teza sambil tersenyum. Teza mengangguk, mengakui rasa bangganya terhadap Karel di depan Ina tanpa malu-malu. Keduanya kemudian kembali menaruh fokus perhatiannya pada panggung konser. Karel sudah membungkuk, tanda ia sudah menyelesaikan penampilannya dengan baik.

Karel berbalik, bersiap turun panggung. Ia bisa melihat Teza berdiri tepat di balik tirai panggung, sedang menatapnya. Karel masih merasakan dadanya berdebar-debar. Setelah mengeluarkan seluruh tenaganya untuk menyanyi, seharusnya detak jantung Karel mulai kembali normal begitu nyanyiannya usai. Nyatanya tidak.

Napasnya tidak juga kembali normal begitu Karel mulai melangkah perlahan dari tengah panggung menuju ke belakang. Mungkin itu penyebabnya. Karena ia sadar, ada Teza yang menunggunya di balik tirai, memperhatikannya nyaris tanpa berkedip dengan tatapan lekat. Memuat Karel gagal fokus dan berakhir… terpeleset — lagi — di panggung konser Irama Muda-Mudi tahun ini.

“KAREL!!!”

Karel masih bisa mendengar suara langkah kaki berderap ribut menuju ke arahnya. Orang-orang memanggil namanya sahut-sahutan seperti tahun lalu. Persis. Mungkin ini adalah kutukan, pikir Karel. Pandangannya mulai buram, kepalanya terasa pusing. Itu mungkin yang membuat Karel salah mengenali orang. Mana mungkin sosok Teza berlari ke arahnya dan menepuk-nepuk pipinya dengan panik?

“Karel, Karel!”

Karel melihat Teza memanggil namanya dengan panik sebelum ia merasakan tubuhnya seperti melayang, seperti digendong oleh seseorang yang sangat tinggi. Setelah itu, Karel tak ingat apa-apa lagi.

tbc.

--

--

No responses yet