[Ready, Set, Love!] — Langit dan Bumi

soljaecruise
4 min readSep 25, 2024

--

Seperti dari andante menuju presto, begitu hidup Karel berjalan sejak kemarin. Saking cepatnya perubahan irama hidup mengalun, Karel kehilangan temponya dalam sekali kedipan mata. Mengacaukan seluruh rangkaian harmoni yang kini berubah sumbang.

Kemarin ia hanya seorang penyanyi dan aktris pendatang baru, hari ini siapa sangka ia adalah tunangan dari sang megabintang Teza Arkana. Sebuah usaha penyandingan yang sangat tidak setimpal setelah Karel mencari nama tunangannya sendiri di laman peramban ponselnya.

Deretan prestasi dan penghargaan muncul pertama kali di kolom pencarian, menyerap perhatian dan rasa kagum Karel. Teza Arkana sepertinya memang layak merasa sombong luar biasa dengan banyaknya diskografi dan filmografi yang berhasil ia cetak dalam lima tahun perjalanan kariernya.

Teza Arkana, yang selalu dikabarkan memiliki chemistry luar biasa dengan siapapun lawan mainnya, selalu mendapat sorotan paling terang dan tempat terhangat di hati para penggemarnya yang jumlahnya jutaan orang.

Kedua pipi Karel menggembung melihat betapa dipujanya sosok Teza. Jauh berbanding terbalik dengan kolom pencarian namanya sendiri yang masih lumayan sepi. Kalaupun ada, sebagian di antaranya memang berisi pujian atas kualitas vokal Karel, namun masih lebih banyak cuitan para netizen tentang betapa konyolnya penyanyi muda tersebut dengan berbagai kebodohan memalukan yang pernah ia lakukan di depan publik.

Gimana hidup bisa se-bjir ini? dumel Karel dalam benaknya. Fans-nya si Tedi ini kayaknya ganas-ganas. Ngeri banget ternyata punya muka kelewat ganteng.

Karel bersenandung pelan, mengikuti irama denting piano yang mengalun perlahan. Ia hafal nadanya di luar kepala karena lagu ini miliknya, meski tidak sepenuhnya.

Ini lagu buatan Lola Idris, sang komposer musik legendaris yang kariernya terhenti bersamaan dengan sebuah kecelakaan pesawat lima tahun lalu. Lola Idris dinyatakan meninggal ketika menemani perjalanan dinas sang suami. Sebuah nasib nahas yang berhasil membuat Karel mengurung diri berminggu-minggu mendengar kabar kepergian kedua orang tuanya tersebut.

Lola bukan saja seorang komposer hebat, tetapi juga sosok ibu yang penuh perhatian dan guru vokal paling sabar bagi Karel. Sementara suaminya, Damar Mirza, adalah cinta pertama sekaligus sosok pria yang tak akan pernah bisa digeser posisinya dalam hati sang anak perempuan satu-satunya. Tidak ada yang bisa melepaskan pelukan erat Karel dari tubuh ayahnya ketika pria itu lepas dari kesibukannya sebagai pejabat publik. Namun kini, semua itu hanya tinggal kenangan dalam memori Karel.

Gelap malam diterangi bintang. Duhai rembulan siapa wajah terbayang?

Andaikan ia tahu aku rindu, akankah ia datang bak pangeran dalam buku?

Oh apakah mungkin ini cinta?

Hati mendamba sosok yang menawan.

Sulit digapai dalam rengkuhan.

Terhalang dunia yang hidup di balik layar.

Duhai rembulan, akankah mimpi ini jadi nyata?

Bersanding dengannya meski hanya sebagai pemuja.

BRENGGGG.

Karel tersentak kaget. Ponselnya lolos dari genggaman, mendarat di lantai dengan cukup keras. Ia menoleh cepat menatap Jay, guru vokalnya sang sumber keributan. Jelas Jay sengaja menekan banyak tuts piano sekaligus untuk menyadarkan Karel dari lamunannya sendiri.

“Karel, kamu udah sepuluh manit main hp terus. Ayo latihan yang serius.” Jay menegur halus.

Karel memungut ponselnya yang tergeletak di lantai, memastikan tidak ada bagian yang retak sebelum kembali berdiri di samping Jay. “Males banget latihan lagu ini. Gak suka….” Tubuh karel bergoyang ke kanan-kiri seperti balon tertiup angin.

Karel benci lagu ini. Sangat membencinya. Kalau bukan ciptaan ibunya, Karel tidak akan mau menyanyikan lagu tersebut. Penyanyi mana yang sanggup nyentuh nada setinggi Burj Khalifa itu Maa?? Karel sering kali merengek meski tak ada yang dengar.

Bukan sekali-dua kali juga Karel sering kali terpeleset dan berakhir malu saat gagal menyentuh nada tersebut. Insiden yang menjadikan Karel topik gunjingan hangat di jagat media sosial dan membuatnya sedikit trauma. Netizen bilang, Karel kurang latihan. Begitu juga menurut Jay, Karel harus lebih sering melatih teknik pernapasannya untuk bisa menyentuh nada-nada tinggi.

“Kalau kamu males, makin nggak bisa kamu nyanyiin nada tinggi itu. Ayo latihan yang serius. Bulan depan kamu ada konser sama beberapa penyanyi besar kan?”

Jay kembali menempatkan jari-jari lincahnya di atas tuts hitam-putih, bergerak menekan paduan rangkaian akor mayor 7 sebagai pembuka lagu. Kepalanya menghadap Karel dengan mulut terbuka lebar, meminta Karel mengikutinya.

“Ge… lap malam…diterangi bintang….” Satu tangan Karel menekan tenggorokannya yang mulai terasa serak. “Khm… khm… Kak Jay, aku kayaknya radang deh, nggak bisa nyanyi lagu tinggi.” Karel kembali beralasan.

“Habis makan apa?” tembak Jay ditempat. Karel gelagapan. Mulutnya membuka-menutup seperti ikan koi.

“Mie ayam?”

“Pake saos? Pedes?” pertanyaan Jay semakin mencecar. Karel diam, tidak membantah yang berarti mengiyakan bagi Jay. Sebelum Jay sempat berpidato panjang lebar tentang buruknya pola makan Karel, bocah nakal itu mengalihkan pandangannya dari Jay, menunjuk jam di dinding putih belakang mereka yang menunjukkan pukul 9 malam.

“Nah, udah jam 9 Kak! Ini pasti Pak Sadi udah nungguin di parkiran dari tadi. Kasian, Kak. Pak Sadi ini orangnya sangat early time.”

Jay mengembuskan napas mendengar banyaknya alasan Karel untuk segera menyudahi sesi latihan vokal mereka. Ia berdiri, mengantar Karel yang sudah mengalungkan tas ranselnya di punggung, bersiap pulang.

Sambil berjalan menyusuri tangga, Jay terus-terusan mengingatkan Karel tentang pentingnya menjaga asupan makanan yang sehat menjelang persiapan konser. Apa-apa yang tidak boleh Karel makan, yang kebanyakan adalah makanan kesukaan Karel.

“Besok kamu libur latihan, ya. Tapi tetap latihan di rumah. Lusa ketemu lagi, nggak ada alasan nggak nyampe nyanyi nada tinggi.”

“Siap, guru!” Karel membungkuk, lalu tanpa memberikan salam perpisahan tambahan, ia segera berlari masuk ke sedan hitam yang terparkir tepat di depan pintu ruko studio musik Jay.

tbc.

--

--

No responses yet